A. Pendahuluan
Dalam
bukunya Olson dan Hergenhahn, An Introduction to Theories of Learning
terbagi dalam empat kelompok yaitu teori fungsionalistik, teori
asosianistik, teori kognitif dan teori neurophysiologi. Adapun dalam
pembahasan ini tergolong dalam bahasan teori kognitif.
Jika
dalam pembahasan sebelumnya telah dikemukakan beberapa tokoh yang
tergolong teori kognitif, seperti tokoh teori Gestalt, Jean Peaget,
Tolman, Albert Bandura dan kali ini yang terakhir dari teori kognitif
bukunya Olson dan Hergenhahn, yaitu Donald A. Norman. Siapakah dia?
Bagaimana pemikirannya? Dan kenapa dia digolongkan dalam kelompok teori
kognitif, apakah pemikirannya termasuk yang baru atau sudah ada
sebelumnya?
Dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini bahwa Norman dimasukkan sebagai wakil dari teori belajar dengan pendekatan proses informasi. Karena apa yang dilakukan Norman adalah Pendekatan proses informasi tidak ubahnya teori behavioristik (teori operant conditioning), teori kognitif juga beranggapan bahwa reinforcement itu penting dalam belajar, hanya saja alasannya berbeda.
Dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini bahwa Norman dimasukkan sebagai wakil dari teori belajar dengan pendekatan proses informasi. Karena apa yang dilakukan Norman adalah Pendekatan proses informasi tidak ubahnya teori behavioristik (teori operant conditioning), teori kognitif juga beranggapan bahwa reinforcement itu penting dalam belajar, hanya saja alasannya berbeda.
Menurut
teori beharvioristik, reinforcement itu memperkuat respon atau tingkah
laku, sedangkan teori kognitif memandang reinforcement sebagai sumber
umpan balik. Umpan balik ini memberitahukan tentang apa yang mungkin
terjadi kalau tingkah laku diulang-ulang. Menurut teori ini pula,
reinforcement itu berfungsi untuk mengurangi ketidak pastian dan
karenanya mengarah ke pemahaman dan penguasaan. Menurut Olson dan Hergenhahn bahwa kemunculan psikologi proses informasi dilatar belakangi oleh beberapa pemikiran:
a. Psikologi S-R yang berpandangan bahwa manusia berinteraksi dengan lingkungan secara otomatis, seperti cara mesin.
b. Psikologi kognitif yang didoroang oleh Tolman, Bandura dan Peaget yang lebih menekankan pentingnya informasi, harapan, keyakinan dan skemata.
b. Psikologi kognitif yang didoroang oleh Tolman, Bandura dan Peaget yang lebih menekankan pentingnya informasi, harapan, keyakinan dan skemata.
c. Cybernetik,
yang berpandangan bahwa manusia secara konstan menguji sensory input
melawan beberapa standard dan kemudian jika ada ketidak cocokan diantara
keduanya, maka yang menarik pada kesesuaian tingkah laku hingga ketidak
cocokan dihilangkan.
d. Robotology, yang sukses menciptakan suatu jenis mesin dan peralatan yang secara sukses menirukan aktifitas tertentu kehidupan organisme.
e. Teori informasi, yang menkonsep tindakan sebagai sesuatu cara yang obyektif pengukuran informasi dan menunjukkan bagaimana infromasi dikodekan dengan sistem komunikasi.
f. Komputer, komputer yang bertindak sebagai model kekuatan dengan studi proses kognitif manusia.
d. Robotology, yang sukses menciptakan suatu jenis mesin dan peralatan yang secara sukses menirukan aktifitas tertentu kehidupan organisme.
e. Teori informasi, yang menkonsep tindakan sebagai sesuatu cara yang obyektif pengukuran informasi dan menunjukkan bagaimana infromasi dikodekan dengan sistem komunikasi.
f. Komputer, komputer yang bertindak sebagai model kekuatan dengan studi proses kognitif manusia.
B. Sekilas tentang Donald A. Norman
Dalam
bukunya An Introduction to Theories of Learning, Olson dan Hergenhahn
memilih Donald A. Norman sebagai representasi dari psikologi proses
informasi (information processing of psychology) karena ketertarikan
secara khusus pada belajar dan secara konsern serta komprehensif
mendalami hal itu dari pada kerja yang lainnya.
Donald
A. Norman lahir tahun 1935. Beliau adalah profesor psikologi pada
University of California, San Diego. Beliau juga menjabat sebagai
Direktur pada Institute for Cognitive Science dan pimpinan disiplin
program doctoral di Cognitive Science. Norman menerima gelar
kesarjanaannya dari Massachusetts Institute of Technology dalam bidang
Electrical Engineering pada tahun 1957. Beliau menerima gelar Masternya
dari University of Pennsylvania dalam bidang Electrical Engineering pada
tahun 1959 dan gelar Doktornya diperoleh dari institusi yang sama dalam
bidang psikologi matematika di tahun 1962. Dia menjadi dosen dan
peneliti di Harvard University dari tahun 1963 hingga dia bergabung pada
sebuah fakultas di University of California, San Diego, di mana dia
berada sejak saat itu.
C. Pemikirannya
Donald A. Norman telah cukup banyak menulis berbagai buku dan artikel-artikel yang cukup berpengaruh di antaranya juga sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Bahwa Norman ini walaupun secara biografis tidak linier dalam bidang pembelajaran, akan tetapi pada kenyataanya beliau lebih intens untuk melalukan penelitian-penelitian tentang pembelajaran yang lebih menitik tekankan kepada proses kognitif. Sebagaimana tokoh-tokoh sebelumnya dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini tentang kelompok teori kognitif dan Norman dimasukkan ke dalam kelompok teori ini dengan spesialisasi sebagai tokoh Information Processing Psychology (psikologi pemrosesan informasi). Adapun teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang belajar yang bisa diungkap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini adalah sebagai berikut:
a. Hukum pembelajaran (Law of Learning)
Donald A. Norman telah cukup banyak menulis berbagai buku dan artikel-artikel yang cukup berpengaruh di antaranya juga sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Bahwa Norman ini walaupun secara biografis tidak linier dalam bidang pembelajaran, akan tetapi pada kenyataanya beliau lebih intens untuk melalukan penelitian-penelitian tentang pembelajaran yang lebih menitik tekankan kepada proses kognitif. Sebagaimana tokoh-tokoh sebelumnya dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini tentang kelompok teori kognitif dan Norman dimasukkan ke dalam kelompok teori ini dengan spesialisasi sebagai tokoh Information Processing Psychology (psikologi pemrosesan informasi). Adapun teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang belajar yang bisa diungkap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini adalah sebagai berikut:
a. Hukum pembelajaran (Law of Learning)
Adalah pemikirannya tentang belajar yang terwujud dalam tiga hukum, semuanya yang menekankan pada causal hubungan antara tindakan dan hasil. Meliputi:
1. Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal relationship)
Adalah
untuk suatu organisme untuk menghubungkan belajar antara suatu tindakan
khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu hubungan sebab
akibat yang jelas diantara keduanya. Ini yang disebut hukum hubungan
sebab akibat.
2. Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning)
2. Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning)
Dalam
hukum belajar sebab akibat mempunyai dua bagian: pertama, untuk hasil
yang diinginkan, organisme yang mencoba untuk mengulangi
tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat
yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedua, untuk hasil yang tidak
diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari tindakan-tindakan
itu yang mempunyai suatu hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil
yang tidak diinginkan.
3. Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback)
Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut.
Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut.
b.Cara pembelajaran (Modes of Learning)
Dalam
kajian tentang mode-mode pembelajaran, Rumelhart and Norman (1981)
memperlihatkan kedekatan hubungan antara pendekatan proses informasinya
(information processing approach) dan pandangan Piaget tentang
pengembangan pengetahuan (developmental knowledge). Adapun mode of
learning-nya sebagai berikut:
1.Accretion (Pertumbuhan)
Merupakan
penambahan pengetahuan pada skemata yang ada, tanpa mengubah
strukturnya dalam cara-cara yang mendasar. Contoh belajar mengendarai
mobil yang sebelumnya tidak bisa mengendarainya. Norman (1982) menulis,
agaknya kita telah memiliki kerangka pengetahuan tentang struktur
automobil dan mekaniknya. Namun, kita masih harus belajar tentang mobil
baru dan bagian-bagiannya yang penting. Sebagaimana mobil kita
memasukkan aspek-aspek baru ke dalam memory sesuai dengan bentuk maupun
caranya.
2.Structuring (Penyusunan)
Ketika
keberadaan skemata tidak memperkenankan negosiasi dengan lingkungan
secara efektif. Norman, menunjukkan kepada belajar skemata sebagai
struktur, namun banyak kesulitan jenis belajar ini. Penggunaan contoh di
atas, ketika orang pertama kali belajar bagaimana mengendarai sesuatu,
maka ia harus belajar suatu skema mengendarai; tugas yang sulit ini
dikerjakan, meskipun dapat diterapkan pada hampir semua automobil dengan
relatif menyenangkan.
3.Tuning (penyelarasan)
Merupakan
penyesuaian suatu skema pada suatu jenis situasi hubungan yang luas.
Tuning mencoba memasukkan hal yang amatir pada bentuk yang ahli dan ini
menunjukkan keterlambatan jenis belajar. Dalam proses ini dituntut untuk
selalu menyelaraskan dengan yang lebih mampu, yang amatir harus selaras
dengan yang ahli. Hal ini tidak mudah dan akan membutuhkan waktu yang
banyak untuk menyelaraskannya.
4.Learning by analogy (pembelajaran dengan analogi)
Model
ini menurut Norman berisi bahwa belajar skemata baru selalu dihubungkan
dengan skemata yang sudah ada. Dalam proses ini beranggapan bahwa
skemata yang ada merupakan suatu analogi yang sempurna untuk yang lain,
padahal belajar dengan analogi ini hampir selalu kurang sempurna.
c.Memory (Ingatan)
Menuut
Ellis dan Hunt (1993) Memory atau ingatan menunjuk pada proses
penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining
information overtime). Seseorang dapat menyimpan kode nomor telepon
tertentu dalam ingatannya untuk jangka waktu kurang dari satu detik,
atau sepanjang hayatnya. Hampir semua aktifitas manusia selalu
melibatkan aspek ingatan. Oleh karena itu ingatan menjadi sesuatu yang
sangat penting dalam proses kognitif manusia. Sementara itu, Menurut
Norman bahwa terdapat tiga hal yang harus dikelola untuk mengingat
dengan sukses, yaitu akuisisi (acquisition), retensi (retention) dan
mengingat kembali (retrieval). Adapun memory menurut Olson dan
Hergenhahn terbagi menjadi tiga yaitu:
1.Sensory memory (SM)
Sensory
memory atau sensory store adalah bermula ketika reseptor diaktifkan dan
berakhir selama satu detik, sebagaimana memory menyimpan banyak sekali
informasi, tetapi informasi yang tersedia hanya membutuhkan waktu yang
sangat singkat.
2.Short term memory (STM)
Short
term memory disebut juga short term store dan primary memory. Merupakan
materi memory yang diseleksi dari sensory memory untuk diproses
terlebih dahulu sebagaimana memory berakhir selama 15 detik. Dengan kata
lain proses penyimpanan suatu informasi hanya membutuhkan waktu yang
cukup singkat dan untuk jangka waktu yang cukup singkat pula.
3.Long term memory (LTM)
Long
term memory disebut juga long term store dan secondary memory. Adalah
jika materi dalam short term memory dilatih kembali cukup lama, hal itu
menjadi bagian dri long term memory. Hal itu dalam long term memory
dimana skemata disimpan. Sebagaimana memory berakhir dalam jangka waktu
yang tak terbatas. Hal ini dapat dipahami bahwa proses penyimpanan untuk
tetap bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama bahkan seumur hidup.
d.Cognitive Engineering
Merupakan
suatu bidang yang mengambil kenyataan dari ilmu pengetahuan kognitif
dan diaplikasikan pada teknologi modern. Dari sini menurut Norman
setelah melakukan berbagai studi kasus bahwa kesalahan tidak pada
kesalahan manusia, akan tetapi pada disain peralatan yang diopeasikan.
Sehingga dia mengklaim bahwa kesalahan tidak pada kesalahan operator,
tetapi pada sistemnya. Ketertarikan Norman pada Conitive engeenering ini
menelorkan bukunya yang berjudul The Psychology of Everyday Things
(1988).
D. Kritik terhadap Norman
Donald
A. Norman sebagaimana Olson dan Hergenhanhn memasukkan dalam kelompok
teori kognitif dan sebagai representasi dari Psikologi dengan pendekatan
proses informasi. Sebelumnya kajian-kajian kognitif dipandang sebagai
sesuatu yang misterius dan tidak mungkin akan dapat dikaji secara
ilmiah. Namun dengan keberadaan teori proses informasi ini memberikan
kepercayaan bahwa tidak benar kognitif sebagai sesuatu yang misterius.
Pendekatan
proses informasi, khususnya yang ditampilkan oleh Norman mendorong
sintesa sejumlah sifat manusia. Sebagai contoh, Norman menekankan
faktanya bahwa hasil tingkah laku manusia dari interaksi kondisi arus
stimulus, memory pengalaman masa lalu, emosi, kepercayaan, sikap,
pengaruh sosial dan budaya, dan kehadiran manusia laki-laki. Menurut
Norman, untuk memahami kebenaran mengapa manusia bertindak sebagaimana
yang dia lakukan, kita harus memahami bagaimana variabel ini dan yang
lain berinteraksi dengan yang lain. Pendekatan ini tidak mendorong studi
tingkah laku manusia yang terisolasikan seperti inteligensi, memory,
formasi konsep, atau problem solving. Inilah kompleksitas dan
kesempurnaan manusia diakui.
Pendekatan
proses informasi cocok dengan teknologi komputer setidaknya dalam
rentetan aplikasi yang lebih sederhana. Sebagaimana yang telah
diketahui, banyak tokoh psikologi proses informasi, tidak seperti ahli
psikologi yang lain, dalam suatu posisi memanfaatkan komputer untuk
menguji asumsi-asumsinya tentang bagaimana manusia memproses informasi.
Komputer sekaligus suatu alat kekuatan penelitian dan suatu model yang
membangkitkan fungsi kognitif manusia dan banyak ahli psikologi proses
informasi menggunakan komputer sebagai caranya.
Karena
para ahli psikologi proses informasi sering menggunakan komputer untuk
proses simulasi yang dipelajarinya, maka pendekatan ini disebabkan para
ahli psikologi menjadi lebih tepat dengan konsep dan teorinya.
Sebagaimana telah kita catat, sebelum suatu teori dapat dimasukkan dalam
program komputer. Hal itu harus dinyatakan dengan jelas dan tepat, dan
hal itu harus dikonsistenkan dengan logic. Jika suatu program tidak
jelas menjadi membosankan komputer. Komputer tidak akan bekerja atau
memproduksi hasil yang tidak berarti. Itulah pendekatan proses informasi
pada psikologi yang menyediakan pelayanan yang sama sebagaimana belajar
model matematika. Yaitu, menyebabkan peneliti mengklarifikasi definisi
istilah-istilahnya dan ketepatan dalam memformulasikan teori-teorinya.
E. Kesimpulan
Adanya
psikologi proses informasi tidak bisa dilepaskan dari pada teori-teori
belajar sebelumnya, baik itu asosianistik, kognitif maupun yang lain.
Namun pada kenyataannya dalam teori psikologi prosesn informasi ini
secara jelas menyatakan dengan jelas tentang aspek kognitif dari pada
aspek behavioristiknya. Terbukti dalam bukunya Olson dan Hergenhahn ini
menunjukkan proses informasi itu sendiri yang terdiri dari input, proses
dan output. Dan proses ini lebih menunjukkan pengolahan pada proses
yang terjadi dalam memory. Sehingga kemudian kekuatan memory ini dibagi
menjadi dua yaitu memory jangka pendek dan memory jangka panjang. Ini
kemudian muncul bahwa dalam suatu memory ada yang hanya mampu menampung
informasi dalam jangka waktu tertentu.
Di
samping itu, teori yang dikemukakan oleh Norman ini bukan suatu barang
baru, akan tetapi telah muncul pada masa sebelum Norman mengemukakan
pemikiran-pemikirannya, walaupun hal itu dalam terminologi yang berbeda.
Komentar
Posting Komentar