Setelah
memperoleh gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani),
matematika, dan filsafat di tahun 1900, ia menempuh pendidikan di
University of Chicago. Minat awalnya adalah pada filsafat, sebelum
beralih ke psikologi karena pengaruh Angell. Akhirnya ia memutuskan
menulis disertasi dalam bidang psikologi eksperimen dan melakukan
studi-studi dengan tikus percobaan.
Tahun
1903 ia menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah ke John
Hopkins University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun 1912
ia menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s
manifesto’, yaitu “Psychology as the Behaviorists Views it”.
Dalam karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
a) Psikologi adalah cabang eksperimental dari natural science.
Posisinya setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di dalamnya
b) Sejauh ini psikologi gagal dalam usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science.
Salah satu halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang
kesadaran sebagai obyek psikologi. Oleh karenanya kesadaran/mind harus
dihapus dari ruang lingkup psi.
c) Obyek studi psikologi yang sebenarnya adalah perilaku nyata.
Pandangan utama Watson
Pandangan utama Watson
a) Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R Psychology).
Yang
dimaksud dgn stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga
perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan
sebagai jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga
tingkat tinggi, juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang
overt dan covert, learned dan unlearned
b) Tidak mempercayai unsur herediter (keturunan) sebagai penentu perilaku.
Perilaku
manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting
(lihat pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada
Lundin, 1991 p. 173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat
deterministik, perilaku manusia ditentukan oleh faktor eksternal, bukan
berdasarkan free will.
c) Dalam kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja.
Baginya,
mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun
akan dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi bukan berarti bahwa
Watson menolak mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek
studi ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul atau mind ini adalah
ciri utama behaviorisme dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran
ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah
psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani terjadi
penolakan total terhadap konsep soul dan mind. Tidak heran bila
pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun dengan
berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.]
d) Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, maka psikologi harus menggunakan metode empiris.
Dalam hal ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal reports.
e)
Secara bertahap Watson menolak konsep insting, mulai dari
karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak
yang tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali
simple reflex seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
f) Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya.
Habits
yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh
dua hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning
respon Pavlov dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits
adalah proses conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada
percobaan phobia (subyek Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar
dari Watson punya banyak kekurangan dan pandangannya yang menolak
Thorndike salah.
g) Pandangannya tentang memory membawanya pada pertentangan dengan William James.
Menurut
Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu
digunakan/dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan
habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
h) Proses thinking and speech terkait erat.
Thinking adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan
pada keterampilan berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara
yang ‘tidak terlihat’, masih dapat diidentifikasi melalui gerakan halus
seperti gerak bibir atau gesture lainnya.
i) Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya.
Jadi
psikologi adlaah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini
dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis.
Dengan penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan
kembali semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi
riset-riset empiris pada eksperimen terkontrol.
Komentar
Posting Komentar